JawaPos.com – Lebih 1.300 hektare (Ha) lahan pertanian padi yang berada di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terancam gagal panen. Ini dikarenakan minimnya pasokan air baku yang terjadi beberapa hari ini.

“Ada 1.300 Ha lebih tanaman padi yang terancam gagal panen,” kata Ketua Kelompok Tani dan Nelayan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu Waryono dikutip dari Antara, Senin (6/7).

Waryono mengatakan saat ini lahan pertanian khususnya tanaman padi di Kecamatan Kandanghaur, sangat tergantung dengan hujan serta irigasi dari Waduk Jatigede. Namun memasuki musim kemarau seperti sekarang, aliran air berkurang dan tidak cukup.

Satu-satunya harapan para petani yaitu irigasi dari Waduk Jatigede, namun sampai saat ini juga belum sampai ke Kecamatan Kandanghaur. “Para petani sangat membutuhkan air, karena ketika 10 hari ke depan tidak terairi maka tanaman padi akan mati,” ujarnya.

Dia melanjutkan untuk padi yang sudah ditanam dan baru berumur satu bulan di Kecamatan Kandanghaur seluas 1.300 Ha lebih. Sedangkan untuk lahan yang baru digarap atau dibajak juga terdapat ribuan Ha.

Untuk itu lanjut Waryono, sangat dibutuhkan pasokan air baku dari Waduk Jatigede, agar tanaman para petani bisa diselamatkan dan tidak kembali gagal panen seperti tahun kemarin. “Yang kami harapkan ada kebijakan dari Pemerintah Daerah, agar air dari Waduk Jatigede bisa mengairi lahan pertanian,” katanya.

Sementara Plt. Bupati Indramayu Taufik Hidayat menjelaskan, wilayah hilir dari sistem irigasi mendapatkan perhatian serius dan harus mendapatkan perioritas pembagian air. Pasalnya, wilayah Kecamatan Kandanghaur, Losarang, dan Gabuwetan sudah mulai kesulitan air.

Sementara wilayah yang ada di depan saluran Cipelang sampai saat ini dan beberapa hari ke depan masih cukup aman. “Saya tegaskan pertanian di hilir saluran ini harus mendapatkan prioritas. Wilayah yang ada di depan masih cukup aman. Para petani juga harus disiplin dalam menggunakan air. TNI dan Polri tetap akan mengawasi pendistribusian air ini,” kata Taufik.



Sumber