UMM kini menjadi salah satu kiblat pertanian, peternakan, dan perikanan di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID MALANG–Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) melalui Sekretariat Jenderal Lembaga Pengelola Dana Pendidikan menggelontorkan pendanaan bagi Riset Inovatif dan Produktif (Rispro) Mandatori bertema Prioritas Riset Nasional (PRN) bidang pangan. Sejumlah dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui berbagai inovasi dan temuannya juga masuk dalam daftar penerima dana tersebut. 

Ialah Profesor Indah Prihartini menjadi salah satu dosen yang menerima bantuan dari Kemenkeu RI. Dia memiliki penelitian berjudul “Perakitan Teknologi Pupuk Hayati Plus untuk Padi Super dan Ekostis”. Penelitiannya bertujuan menghasilkan produk pupuk hayati spesifik untuk padi produksi tinggi, tahan penyakit dan ramah lingkungan. 

“Luarannya adalah produk komersial pupuk hayati spesifik untuk padi yang tersertifikasi organik dan terdaftar di Kementrian Pertanian serta E-Catalog Indonesia sehingga bisa diedarkan secara nasional,” ungkap Guru Besar bidang Nutrisi dan Ternak Organik Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UMM ini.

Menurut Indah, kegiatan riset rencananya akan dilakukan selama lima tahun.  Dia akan bekerjasama dengan pihak swasta untuk produksi skala industri dan distributor untuk pemasaran. Tidak hanya dengan lokal regional tapi juga nasional.

Indah menegaskan, produk yang akan dikembangkan sebelumnya masih prototipe. Produk itu telah dihasilkan berdasarkan penelitiannya sejak 20 tahun terakhir. “Dan sudah dimanfaatkan secara lapang oleh petani padi di beberapa wilayah di Indonesia,” kata Indah dalam keterangan resmi, Ahad (5/7).

Produk Indah mempunyai lima fungsi antara lain pembenah tanah, pupuk hayat, nutrisi organik, bioproteksi dan biosavety. Mengingat produknya bisa membersihkan residu kimia, ia berharap produktivitas tanaman tinggi dan tahan penyakit. Produksi gabah menjadi rendemen dan kualitas baik serta bebas residu kimia.

Tidak hanya Indah, riset dosen UMM lainnya juga mendapatkan bantuan dari Kemenkeu Ialah Ali Ikhwan dengan judul riset “Produk dan Teknologi Pupuk Hayati Plus untuk Poduk Jagung Tinggi dan Tahan Penyakit pada Lahan Kering”. Kemudian riset dari  Listiari Hendraningsih dengan judul “Perakitan Pakan Fungsional Sapi Potong POGASI sesuai Status Reproduksi”. Ada pula dosen Abdul Malik dengan risetnya “Bibit Unggul Ayam Lokal dengan Keunggulan Produksi Tinggi dan Tahan Penyakit”.

Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) UMM, Profesor Yus Mochamad Cholily mengatakan, terdapat tujuh perguruan tinggi yang diamanahi mengerjakan program PRN. Kampus-kampus tersebut antara lain IPB University, Universitas Brawijaya, dan Universitas Airlangga. UMM menjadi satu-satunya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam hal ini.

Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Matematika ini menilai UMM kini menjadi salah satu kiblat pertanian, peternakan, dan perikanan di Indonesia. Capaian ini berkat usaha dan kerja sama tim di DPP UMM.

Di sisi lain, FPP UMM saat ini tengah mengembangkan model Integrated Farming. Mereka juga sedang fokus mengupayakan mengajak generasi muda untuk cinta pertanian melalui konsep Petani Milenial.

 

 

 



Sumber