TEMPO.CO, Jakarta -Ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menduga pelaku penembakan di Kelapa Gading adalah pembunuh bayaran.“Saya khawatir itu (pelakunya) pembunuh bayaran,” kata Reza lewat pesan singkat kepada Tempo pada Senin, 17 Agustus 2020.

Dugaannya ini menurutnya dilandasi oleh kronologi peristiwa yang menyebabkan bos pelayaran, Sugianto, 51 tahun tewas tertembak di Ruko Royal Square Kelapa Gading, Jakarta Utara. Peristiwa itu berlangsung cepat di siang hari. “Pelaku penembakan juga tidak mengenakan penutup wajah atau tidak berusaha menyembunyikan identitasnya.”

Baca Juga: Penembakan di Kelapa Gading, 13 Saksi dan Dua Sketsa Terduga Pelaku

Mengenai relasi antara pelaku dan korban, kata Reza, kecil kemungkinannya mereka saling mengenal. Karena diduga pelakunya pembunuh bayaran. Ia menilai seorang pembunuh bayaran memiliki kemampuan untuk mendehumanisasi korban, sehingga dapat menghabisi nyawa targetnya tanpa ada konsekuensi psikis yang berarti.

“Karena ini sepertinya pembunuhan bayaran, maka yang punya relasi adalah mastermind [dalang] dan korban. Eksekutor, agar sukses dalam misinya, tidak butuh relasi. Sekian banyak peluru mengenai sasaran, bahkan beberapa di antaranya mendekati point blank. Jelas, tujuan pelaku adalah menghabisi korban,” tandasnya.

Tentang sketsa wajah pelaku yang disebarkan oleh Kepolisian Resor Jakarta Utara pada Sabtu, 15 Agustus 2020, Reza menilai hal tersebut tidak banyak membantu. “Bacalah catatan-catatan kecil di samping sketsa tersebut. Tidak ada yang spesifik, sehingga tidak membantu manusia untuk mengidentifikasi kemiripan antara sketsa dengan orang-orang yang dijumpai,” ujar lulusan psikologi forensik University of Melbourne ini.

Diketahui pada Kamis siang, 13 Agustus 2020, jenazah Sugianto ditemukan di sekitar Ruko Royal Gading Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ia adalah pengusaha kapal kargo yang tewas ditembak saat sedang berjalan kaki ke arah rumahnya untuk istirahat makan siang. 

Pelaku penembakan di Kelapa Gading kemudian menaiki motor yang dikendarai rekannya untuk melarikan diri. Sebelum dievakuasi, jenazah Sugianto sempat dikerumuni warga.

WINTANG WARASTRI | MARTHA WARTA





Sumber